Total Tayangan Halaman

Senin, 25 Januari 2010

THE ART OF LEADERSHIP : MENJADI PEMIMPIN EFEKTIF DAN BERPENGARUH

Oleh Boy Hadi Kurniawan
Apabila tiga orang keluar untuk melakukan suatu perjalanan maka hendaklah mereka mengangkat salah seorang di antara mereka sebagai pemimpin
(HR: Abi Daud)

Definisi Kepemimpinan
Menurut Kamus Ensiklopedi Wikipedia bahasa Indoensia, Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya
Sedangkan menurut Kamus Bahasa Arab Pemimpin ( AL Qaid) artinya yang menuntun. Sedangkan secara etimologis Pemimpin adalah orang yang berada di depan sebagai penunjuk kebaikan dan pembimbing ke arah keselamatan bagi pengikutnya.
Menurut Weirich dan Koontz (1993), kepemimpinan merupakan seni atau proses mempengaruhi orang lain, sehingga mereka bersedia dengan kemampuan sendiri dan secara antusias bekerja untuk mencapai tujuan organisasi.
Hal yang sama disampaikan oleh Hellriegel dan Slocum (1992) kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi, memotivasi dan mengarahkan orang lain guna mencapai tujuan.
Sementara itu Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
Dengan begitu kesimpulannya kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi orang lain agar bergerak dan bekerja mencapai tujuan bersama.

Arti Penting Kepemimpinan
John C Maxwell Penulis 21 Hukum Kepemimpinan mengatakan “Kepemimpinan Adalah Pengaruh, Tidak Lebih Dan Tidak Kurang”
Oleh karena itu, untuk dapat mempengaruhi seorang pemimpin harus memiliki beberapa kemampuan seperti kemampuan untuk berkomunikasi, kemampun menjalin hubungan dengan sesama manusia, kemampuan memotivasi orang lain untuk bekerja, kemampuan untuk memanajemen organisasi, kemampuan untuk berbicara di depan publik dan yang lebih penting dari semua itu dia dapat menjadi teladan bagi orang yang dipimpinnya (integritas). Tanpa keteladanan, jika seorang pemimpin hanya bisa berbicara tanpa bisa berbuat maka, dia tidak akan dipercaya dan tidak akan didengarkan oleh orang lain sehingga kepemimpinannya berubah menjadi tidak efektif. Allah swt pun memurkai orang yang hanya bisa berbicara tanpa berbuat. “ amat besar kemurkaan disisi Allah, ketika kamu mengatakan apa-apa yang kamu tidak melakukannya” ( QS Ash shaf : 3)
Dalam sebuah makalah Kepemimpinan dikatakan bahwa Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.
Kita semua menyadari betapa penting arti kepemimpinan dalam kehidupan ini. Dalam sebuah organisasi keberadaan pemimpin ibarat ruh dan jiwa, yang tanpa itu organisasi itu akan mati. Dalam negara, tanpa adanya kepempinan yang kuat dan efektif maka negara akan mengalami kemunduran bahkan bisa terjadinya disintegrasi. Begitu juga dalam keluarga, tanpa adanya kepemimpinan yang efektif dari kepala keluarga yaitu Ayah dan Ibu, maka keluarganya bisa berantakan.
Namun persoalannya hari ini kita melihat, banyak orang yang tidak menyadari bahwa setiap dia sebenarnya adalah pemimpin. Minimal pemimpin bagi dirinya sendiri. Seorang pemimpin harusnya membawa dirinya dan orang yang dpimpinnnya kepada kebaikan. Tapi banyak pemimpin yang menyalahgunakan wewenang kepemimpinannya untuk berbuat curang, sombong dan tidak mau mendengarkan orang lain, membodohi orang yang dipimpinnya dan memanfaatkan orang lain untuk kepentingan pribadinya semata. Mereka ini bukanlah pemimpin sejati. Mereka hanya orang yang bertopeng kebaikan, agar kemudian dipercaya sebagai pemimpin, setelah menjadi pemimpin barulah kelihatan watak dan karakter aslinya yaitu menipu dan mengambil hak orang lain.
Jika pemimpin seperti ini ada ditengah-tengah kita maka akan terjadi kehancuran dan kerusakan. Karena Nabi saw pernah bersabda ” Jika suatu urusan diserahkan bukan pada ahlinya, maka tunggulah kehencuran”.
Seorang pakar kepemimpinan Dunia John C Maxwell pernah mengatakan betapa kehancuran ataupun kebaikan terjadi karena pengaruh seorang pemimpin. Dia berkata ” Segala sesuatu didunia ini tumbuh dan hancur karena kepemimpinan”
Hakikat Kepemimpinan Menurut Islam
Pada hakikatnya setiap manusia adalah pemimpin. Allah swt berkata dalam QS Al Baqarah : 30, bahwa Allah hendak menjadikan manusia sebagai pemimpin (khalifah) di muka bumi. Pertanyaannya kenapa bukan malaikat, binatang, syetan atau iblis, yang diciptakan lebih dahulu dibanding manusia? Jawabannya karena manusialah satu-satunya yang memiliki akal dan dengan akal itu dia dapat menguasai ilmu pengetahuan sekaligus mengetahui mana yang benar dan yang salah.
Kenapa diawal ketika Allah swt hendak menjadikan manusia sebagai pemimpin yang Nabi Adam as, malaikat kemudian bertanya kepada Allah dalam QS Al Baqarah : 30?. “Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Jika kita cermati jelas sekali malaikat sudah mengetahui karakter manusia yang orang yang cendrung untuk berbuat kerusakan dan menumpahkan darah. Ternyata memang betul hari ini kita lihat banyak pemimpin yang zalim dan korup, sehingga merusak alam dan mengorbankan orang lain. Namun Allah swt mengatakan bahwa Dia Yang Maha Berilmu, lebih mengetahui. Ternyata dibalik sikap jeleknya manusia memiliki potensi yang luar biasa sebagai pemimpin, kalau dia menggunakan akal sehatnya dengan baik.
Rasulullah saw bersabda dalam sebuah Hadistnya “ Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan diminta pertanggung jawaban atas apa yang dipimpin”. Hadist ini menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah pertanggung jawaban. Kepemimpinan adalah amanah yang tidak boleh diabaikan. Seorang pemimpin yang diberi kedudukan, kehormatan dan lebih tinggi setingkat dibanding orang lain, harus berusaha menjalankan fungsinya dengan penuh tanggung jawab dan amanah. Allah swt berfirman “ Hai orang-orang yang beriman janganlah mengkhianati Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu mengkhianati amanah yang diberikan kepadamu. Amat besar kemurkaan Allah pada orang yang mengkhianati amanah yang diberika padanya.
Dalam hadist lain pernah dikatakan bahwa seorang pemimpin itu satu kakinya berada di surga dan satu kakinya berada di neraka. Nabi saw pernah mengatakan bahwa 1 dari 7 golongan penghuni surge adalah Imaamun Adil atau Pemimpin yang adil. Artinya jika seorang pemimpin bersikap adil maka dia berhak menjadi penghuni surge. Namun sebaliknya jika dia berkhianat dan tidak adil maka dia berada dalam neraka dan dimurkai oleh Allah swt.
Dalam islam ada kisah-kisah kepemimpinan yang inspiratif dan menjalan teladan serta tolok ukur bagi kita dalam menjalankan tugas kita sebagai pemimpin sangat banyak sekali. Sebagai contoh adalah kisah khalifah-khalifah di zaman Rasulullah dan para sahabat. Kisah kepemimpinan Umar Bin Khattab ra adalah salah satu yang terbaik. Karena dimasa beliau islam mencapai kejayaan, kekuatan dan kekuasaan yang lebih luas. Hal ini disebabkan kemampuan Umar ra dalam memimpin. Bagaimana setiap malam ketika orang lain asyik dirumahnya, beliau menyamar dan berkeliling ke daerdah-daerah yang dipimpinnya untuk melihat langsung keadaan masyarakatnya.Beliau tidak menginginkan adanya ketidak adilan dak kemiskinan di rakyatnya. Bahakn beliau sendiri pernah mengatakan “jika ada seekor unta yang jatuh dan terperosok dalam lubang di daerahku, maka kelak aku diminta pertanggung jawabannya. Begitu khawatirnya beliau berkhianat kepada amanah. Suatu ketika beliau melihat dan mendengar di sebuah gubug beberapa orang anak menangis. Umar ra tahu gubug itu milik seorang janda. Umar kemudian mengetuk pintu rumah dan bertanya kenapa anak-anaknya menangis. Ibu Janda itu mengatakan bahwa anak-anaknya kelaparan, dan dia memasak batu, agar menenangkan anaknya sambil mengatakan bahwa makanan akan masak sebentar lagi. Namun karena lama tidak masak akhirnya anak-anaknya tertidur. Si Ibu janda tidak mengetahui bahwa orang itu adalah Khalifah Umar ra.
Mendengar kisah itu Umar ra pergi meninggalkan ibu itu, dan dia menangis di perjalanan, karena masih ada orang yang miskin didaerah kekuasaannya apalagi itu adalah anak yati, sementara anak yatim adalah anak yang sangat dilindungi dan sering disebut dalam ayat Al qur’an. Umar ra pergi ke gudang penyimpanan Negara, beliau memanggul sekarung gandum dan daging. Beliau tidak menyruh pengawalnya melakukan tapi dia sendiri yang memanggulnya. Kemudian diantarkan ketempat ibu itu. Betapa senangnya hati si ibu dan mengatakan “ kalau seandainya Khalifah Umar itu seperti anda maka tidak akan ada rakyat yang menderita”. Mendengar itu Umar ra terkesiap, tapi beliau tetap tidak mau mengatakan identitasnya. Kemudian dia berlalu pergi. Hati beliau bertambah sedih mendegar kata ibu tadi. Semenjak itu hamper tidak ada suatu malampun yang dilewatkan Umar ra tanpa membantu rakyatnya yang membutuhkan.
Lain kisah Umar ra lain pula kisah inspiratif lainnya dari seorang Gubernur masih di zaman kepemimpinan Khalifah Umar ra yang bernama said bin Amir. Cerita ini kami kutip dari kisah yang ditulis Azzaini begini kisahnya :
Suatu ketika delegasi pemerintah daerah Himsh datang menghadap Khalifah Umar. Himsh adalah sebuah wilayah di Syam yang masuk dalam pengawasan kekhalifahan (pemerintahan) Khalifah Umar bin Khaththab. Gubernur Himsh bernama Said bin Amir al-Jumhi. Khalifah Umar yang terkenal karena kepeduliannya kepada fakir-miskin meminta delegasi untuk menyerahkan daftar fakir-miskin di Himsh. “Berikan daftarnya agar aku bisa memenuhi kebutuhan mereka,” pinta Khalifah Umar.
Mereka kemudian menyerahkan satu buah buku yang berisi nama-nama penduduk Himsh yang tergolong fakir-miskin. Menariknya, diantara daftar itu terselip nama gubenrur mereka sendiri; Said bin Amir al-Jumhi. Demi melihat nama Said, seperti tak yakin Umar bertanya “Ini Said bin Amir siapa?” Mereka menjawab “Gubernur kami”. Umar bertanya heran, “Gubernur kalian miskin?!” Mereka menjawab. “Ya, Demi Allah, dapurnya sering tidak berasap dalam waktu yang lama.”
Mendengar itu Umar menangis tersedu sampai air matanya membasahi janggutnya. Sambil terisak Umar mengambil seribu dinar (bila dikonvesikan dengan rupiah, kira-kira saat ini senilai Rp 600 juta), lalu dimasukkannya ke dalam satu kantong. Umar berkata “Berikan salamku kepada pemimpin kalian dan katakan, ‘Khalifah Umar mengirimkan uang ini kepadamu agar kau bisa mempergunakannya untuk memenuhi kebutuhanmu’”. Air mata Umar masih saja mengalir.
Delegasi pun kembali ke Himsh. Mereka lalu menghadap kepada Said dan memberikan titipan dari Khalifah Umar lengkap dengan pesannya. Said melihat isinya, dan ia tersentak. Dijauhkannya kantong itu dari hadapannya, seraya berkata “Innalillah wa inna ilaihi rajiun!”. Lalu Said bertanya pada istrinya, “Wahai istriku apakah engkau mau membantuku?” Istrinya menjawab, “tentu wahai suamiku”. Berdua, mereka pun membagikan dinar pemberian Khalifah Umar itu kepada rakyatnya sendiri.
Selang beberapa waktu kemudian, Umar datang untuk melihat kondisi masyarakat di daerah Syam. Tak lupa Umar singgah di Himsh untuk menengok sang gubernur. Melihat kondisi Said, Umar pun memberi bantuan seribu dinar lagi untuk Said. Pemberian Khalifah Umar diadukan kembali oleh Said kepada istri tercintanya.
Seperti sebelumnya Said mengajak istrinya untuk memberikan uang itu kepada orang lain, “dinar ini akan kita berikan kepada orang yang datang kepada kita, jadikan dinar ini sebagai pinjaman yang baik bagi Allah.” Dinar itu diberikannya kepada siapapun yang datang kepadanya dalam kantong-kantong dinar. Said juga memerintahkan keluarganya untuk membagikan semua dinar itu kepada para janda, yatim, dan fakir miskin di daerah Himsh.
Dari kisah di atas terbukti, sebagai gubernur, Said lebih mengutamakan kesejahteraan rakyatnya. Gubernur Said rela, bantuan dari Khalifah Umar untuk dirinya, ia berikan semua kepada rakyatnya. Said pun ikhlas lebih menderita dari rakyatnya. Dia tak ingin bergelimang harta dan kemewahan dan rela berada di barisan terdepan dalam menanggung derita. Sebuah sikap nyata tak terbatas retorika.
Andai Said adalah pemimpin negeri gemah ripah loh jinawi ini, pastilah 15.648.425. keluarga penerima kompensasi BBM akan menggemuruhkan doa. Doa yang isinya meminta agar pemimpin mereka dikaruniai keberkahan hidup, keselamatan, dan kebahagian hakiki di dunia dan akhirat. Bait-bait doa dari para kaum miskin papa itu akan membahana di angkasa dan pastilah menjadikan penghuni langit berduyun-duyun membantu negeri yang dipimpin insan bersahaja itu. Ah betapa indahnya semesta ini.
Namun bila hanya ingin dapat bantuan senilai 100 ribu rupiah saja, para dhuafa harus mengikuti prosedur berbelit, antri di tempat-tempat pembayaran yang justru akan semakin merontokkan mentalitas mandiri mereka, entah doa apa yang mereka lantunkan untuk para pemimpin mereka?
Duhai Allah, Yang Maha Memberi dan Mencabut Kekuasaan, “rindu kami membuncah, hadirkanlah kepada kami pemimpin seperti Said.”
Demikianlah sekelumit contoh kisah kepemimpina yang betul-betul dapat menjadi teladan bagi kita dari shahabat Rasulullah saw. Belum lagi kalau kita mengkaji tentang kepemimpinan Rasulullah saw, yang diakui sendiri oleh seorang Sejarawan Inggris bernama Michael Hart, dia menulis buku “ 100 orang paling berpengeruh di dunia”. Dia menempatkan Nabi Muhammad saw sebagai tokoh pertama yang peling berpengaruh, mengalahkan Nabi isa, Albert Einsten, Archimedes, Napoleon, Marthi Luther King dan lain-lainnya.
Apakah Pemimpin dilahirkan atau dibentuk?
Sesungguhnya kepemimpinan itu tidak dilahirkan. Kepemimpinan itu lebih banyak muncul karena suatu proses yang membentuk jati diri dan karakter seseorang sebagai pemimpin. Pada hakikatnya setiap orang adalah pemimpin (khalifah). Namun ada orang yang mampu menjalankan tugas kepemimpinannya dengan baik ada yang tidak mampu, bahkan berkhianat.
Lalu bagaimana cara membentuk kepempinan? Pemimpin dibentuk melalui proses pendidikan dan latihan menjadi pemimpin. Pemimpin lahir karena si calon pemimpin mau belajar dan berlatih untuk menjadi pemimpin. Dengan begini karakter kepemimpinannya akan terbentuk. Karena sesungguhnya kelebihan seorang pemimpin dari orang yang dipimpinnya adalah dari karakter dan sikapnya yang lebih baik.
Karakter Pemimpin berdasarkan Al Qur’an
Ada empat karakter dan model kepempinan yang disebutkan dalam Alqur’an, yang dapat menjadi contoh teladan bagi kita yaitu ”
1. Hafiizun Alim (Memelihara dan Berilmu) : Kepemimpinan Model Nabi Yusuf as
2. Basthathan fil Ilmi wal Jism ( Kuat dalam Ilmu dan Fisik) : Kepemimpinan Model Nabi Daud as
3. Qawiyyul Amiin ( Teguh dan Amanah) : Kepemimpinan Model Nabi Ibrahim as.
4. Raufurrahim (Bersikap Lembut dan Penyayang) : Kepemimpinan Model Nabi Muhammad saw.
10 ”K” Karakter Pemimpin Positif
Seorang pemimpin yang positif dan efektif memiliki karakter, yang mengantarkan dia menjadi seorang pemimpin yang disegani dan diikuti oleh orang yang dipimpinnya. Karakter inilah yang membuatnya berbeda dari orang yang dipimpinnya, sehingga dia layak menjadi seorang pemimpin sejati. Menurut BS Bowo dalam buku SHOOT, berikut ini adalah karakternya :
1. Karisma ; yaitu karakter kepempinan yang didasarkan pada kualitas kepribadian, kejujuran, kesungguhan, keikhlasan dan keuletannya sehingga menumbuhkan karisma dan nilai spiritual dalam dirinya
2. Kepedulian, seorang pemimpin positif memili karakter yang mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan kepentingan orang yang dipimpinnnya
3. Komitmen, yaitu karakter pemimpin yang menunjukkan kesediaan untuk melakukan hal dan nilai yang disepakati bersama, serta kesesuaian perkataan dan perbuatan
4. Kejelasan, yaitu kemampuan pemimpin untuk memberikan perintah yang mudah dipahami untuk dikerjakan
5. Komunikator, yaitu karakter pemimpin yang pandai memindahkan ide, gagasan, konsep dan keputusannya kepada orang lain
6. Konsisten, kesediaan pemimpin untuk terus menerus memberikan dorongan, support, supervisi dan kerjasama
7. Kreatif, kemampuan pikiran dan konsepnya yang imajinatif, unik, cerdas dan menarik sehingga membuat orang mau bekerja melaksanakan gagasannya
8. Kompeten, yaitu kemampuan dan keahlian dalam bidang kerja dan operasional lembaga yang dipimpinnya
9. Keberanian, kalau ingin efektif memimpin seorang pemimpin harus menunjukkan sikap berani dan percaya diri dalam menjalankan fungsi dan kebijakannya, termasuk melindungi anggota dan organisasinya
10. Kenekatan, adakalanya seorang pemimpin dituntut untuk menempuh resiko dalam keadaan yang darurat, sehingga dia menjadi orang pertama yang melakukan tugas sebelum orang lain mau melakukannya.
Prinsip Dasar Kepemimpinan Menurut Al Qur’an
1. Hikmah, Mengajak manusia dengan penuh Hikmah (Qs An Nahl : 125)
2. Diskusi dengan cara yang baik, jika ada perbedaan berdiskusi dengan cara baik (QS An Nahl : 125)
3. Qudwah, memimpin dengan memberi contoh ( QS Al Ahzab : 21)
4. Pelajaran yang baik, orang akan ikhlas menerima perintah jika dia memahami apa manfaat yang didapatkannya (QS An Nahl : 125)
5. Musyawarah, kalau ada perintah yang akan dikerjakan sebaiknya melakukan musyawarah dengan orang yang kita pimpin ( QS Ali Imran : 159)
6. Keadilan, menjadi pemimpin dengan sikap adil, yaitu proporsional dan tidak memihak. QS An Nisaa : 58
7. Kebebasan berpikir dan kreativitas (ijtihad). Rasul saw menerima pendapat dan ijtihad para sahabatnya
8. Ikatan hati, kelembutan dan saling mendoakan orang yang dpimpinnya. QS Ali Imran : 159
9. Empati terhadap masalah dan keadaan orang yang dipimpin ( QS Ali Imran : 159
10. Mampu mengembangkan dan memanfaatkan potensi orang lain. Rasul saw mengutus para sahabatnya untuk berdakwah menggantikan posisinya ke madinah, habasyah, yaman dan lain-lain.
Gaya Kepemimpinan
Setiap orang memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda. Gaya kepemimpinan adalah ciri-ciri dan sikap seseorang ketiak dia menjadi pemimpin. Hal ini penting untuk kita pahami agar kita mengetahui bagaimana gaya kepemimpin yang efektif dalam menjalankan tugas kita sebagai pemimpin. Penjelasan dari masing-masing gaya kepempinan tersebut adalah sebagai berikut (www.emperordeva.wordpress.com) :
1. Gaya Otokratis : Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan digunakan. Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.
2. Gaya Demokratis : Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
3. Gaya Partisipatif : Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak
4. Gaya Kendali bebas : Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan tanggung – jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri.
Sedangkan dalam www.arismaduta.org gaya kepemimpinan itu secara garis besar terbagi 2 yaitu gaya directive behavior (mengarahkan) dan supportive behavior (membantu), yang kemudian dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu : yaitu otokrasi (directing), pembinaan (coaching), demokrasi (supporting), dan kendali bebas (delegating).
Pada gaya kepemimpinan otokrasi, pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran minornya. Pemimpin juga berperan sebagai pengawas terhadap semua aktivitas anggotanya dan pemberi jalan keluar bila anggota mengalami masalah. Dengan kata lain, anggota tidak perlu pusing memikirkan apappun. Anggota cukup melaksanakan apa yang diputuskan pemimpin.
Gaya kepemimpinan pembinaan mirip dengan otokrasi. Pada gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin masih menunjukkan sasaran yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut. Namun, pada kepemimpinan ini anggota diajak untuk ikut memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
Pada kepemimpinan demokrasi, anggota memiliki peranan yang lebih besar. Pada kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran yang ingin dicapai saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut, anggota yang menentukan. Selain itu, anggota juga diberi keleluasaan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Gaya kepemimpinan kendali bebas merupakan model kepemimpinan yang paling dinamis. Pada gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran utama yang ingin dicapai saja. Tiap divisi atau seksi diberi kepercayaan penuh untuk menentukan sasaran minor, cara untuk mencapai sasaran, dan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya sendiri-sendiri. Dengan demikian, pemimpin hanya berperan sebagai pemantau saja.
Lalu, gaya kepemimpinan yang mana yang sebaiknya dijalankan? Jawaban dari pertanyaan ini adalah tergantung pada kondisi anggota itu sendiri. Pada dasarnya tiap gaya kepemimpinan hanya cocok untuk kondisi tertentu saja. Dengan mengetahui kondisi nyata anggota, seorang pemimpin dapat memilih model kepemimpinan yang tepat. Tidak menutup kemungkinan seorang pemimpin menerapkan gaya yang berbeda untuk divisi atau seksi yang berbeda.
Kepemimpinan otokrasi cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi rendah tapi komitmennya tinggi. Kepemimpinan pembinaan cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi sedang dan komitmen rendah. Kepemimpinan demokrasi cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi tinggi dengan komitmen yang bervariasi. Sementara itu, kepemimpinan kendali bebas cocok untuk angggota yang memiliki kompetensi dan komitmen tinggi.
Gaya Kepemimpinan Visioner
Sedangkan menurut Daniel Goleman salah satu gaya kepemimpinan yang paling positif adalah kepemimpinan visioner. Yaitu kemampuan pemimpin untuk menggerakkan orang ke arah impian bersama. Kepemimpinan ini berdampak sangat positif terhadap suasana emosi organisasi. Gaya kepemimpinan model ini tepat digunakan ketika perubahan membutuhkan visi baru atau ketika dibutuhkan arah yang jelas.
Pemimpin visioner ini memiliki ciri-ciri mampu memberikan inspirasi dan memiliki 3 kompetensi kecerdasan emosi yaitu kepercayaan diri, kesadaran diri dan empathy. Dari semua kompetensi EI (emotional intelligence) empatilah yang paling penting bagi kepemimpinan visioner.
Kepemimpinan visioner ini memunculkan gaya kepemimpinan transformasional yaitu gaya kepemimpinan yang berusaha mengadakan perubahan radikal pada organisasi.
Peran Kepemimpinan Pada Organisasi Masa Depan
Menurut Stephen R Covey (1996) dalam Leader of The Future, ada tiga peranan seorang pemimpin dalam organisasi masa depan yaitu :
1. Path finding (pencari alur, peretas jalan) : yaitu pemimpin yang mampu mencari dan menemukan arah baru dan menembus kebuntuan dan batas yang menghambat jalannya organisasi mereka
2. Aligning (penyelarasan), yaitu pemimpin yang mampu menyelaraskan diri dan organisasinya sesuai dengan perkembangan dan perubahan keadaan
3. Empowerment (pemberdayaan): pemimpin ini menyadari bahwa asset terbesar dari sebuah organisasi adalah sumber daya manusianya. Maka pemimpin empowerment adalah yang mampu memberdayakan potensi anggotanya dan membuat kemampuan mereka semakin meningkat. Dia tidak hanya fokus pada diri pribadi atau berjalan sendiri (super man) tapi berusaha membuat timnya berdaya (super team).
Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi
Daniel Goleman mengatakan dalam Primal Leadership, bahwa seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan emosi, agar sukses dalam memimpin. Tanpa kecerdasan emosi pemimpin akan dijauhi bawahan dan menyebabkan kemunduran organisasi.
Seorang pemimpin harus memampu melakukan resonansi, yaitu menyesuaikan irama dirinya dengan irama organisasinya sehingga terbentuklah harmonisasi dan keseimbangan.
Pemimpin yang memiliki kecerdasan emosi mampu membuat suasana bekerja dengan terbuka dan penuh kegembiraan. Pemimpin ini menyadari bahwa suasana hati dan emosi orang yang dipimpinnnya mempengaruhi kinerja organisasinya. Sehingga dia selalu berusaha menjaga suasana hati dan memberikan suasana yang kondusif dalam bekerja. Bila suasana hati baik maka kinerja pun akan baik. Emosi negatif seperti stress, kemarahan, kecemasan dan ketakutan dapat membajak akal sehat dan ketahanan fisik dari orang yang bekerja. Kepemimpinan yang resonan dan memiliki empathy akan dapat mengatasi masalah ini. Karena emosi itu menular. Jika pemimpin mampu menularkan emosi positif, maka bawahannya akan merasakan emosi tersebut. Contohnya bagaimana seorang pemimpin dapat menyuruh customer servicenya untuk tersenyum dan ramah kepada konsumen, seperti si pemimpin tidak pernah/jarang tersenyum kepadanya dan sering marah, bukannya ramah?
Menurut Goleman, ada empat domain kecerdasan emosi dan 2 kompetensi yang mesti dimiliki oleh seorang pemimpin agar sukses dalam memimpin. 2 kompetensi itu adalah kompetensi pribadi dan kompetensi sosial. Kompetensi Pribadi yaitu kemampuan-kemampuan yang menentukan bagaimana pengelolaan diri sendiri. Kompetesi sosial yaitu kemampuan menentukan bagaimana kita mengelola hubungan.
Kompetensi Pribadi terdiri dari :
1. Kesadaran diri
• Kesadaran diri/emosi : membaca emosi diri sendiri dan mengenali dampaknya, dan menggunakan insting dalam mengambil keputusan
• Penilaian diri yang akurat ; mengetahui kekuatan dan keterbatasan diri
• Kepercayaan diri : kepekaan yang sehat mengenai harga diri dan kemampuan diri
2. Pengelolaan diri
• Kendali diri/emosi : mengendalikan emosi dan dorongan yang meledak-ledak
• Transparansi : menunjukkan kejujuran integritas; kelayakan untuk dipercaya
• Kemampuan menyesuaikan diri : kelenturan dalam beradaptasi dengan perubahan situasi atau mengatasi hambatan
• Pencapaian : dorongan untuk memperbaiki kinerja untuk memenuhi pencapaian standar-standar prestasi yang ditentukan oleh diri sendiri
• Inisiatif : kesiapan untuk bertindak dan menggunakan kesempatan
• Optimisme : melihat sisi positif suatu peristiwa
Kompetensi Sosial terdiri dari :
3. Kesadaran Sosial
• empati : merasakan emosi orang lain, memahami sudut pandang mereka dan berminat aktif pada kekhawatiran mereka
• kesadaran organisasional : membaca apa yang sedang terjadi, keputusan jaringan kerja dan politik di tingkat organisasi
• pelayanan : mengenali dan memenuhi kebutuhan pengikuti, konsumen/klien
4. Pengelolaan Relasi
• Kepemimpinan yang menginspirasi : membimbing dan memotivasi dengan visi yang semangat
• Pengaruh : menguasai berbagai taktik membujuk
• Mengembangkan orang lain : menunjang kemampuan orang lain melalui umpan balik dan bimbingan
• Katalis perubahan : Memprakarasai, mengelola, dan memimpin di arah yang baru
• Pengelolaan konflik : menyelesaikan pertengkaran
• Membangun ikatan : menumbuhkan dan memelihara jaringan relasi
• Kerja kelompok dan kolaborasi : kerjasama dan pembangunan kelompok.
Inilah empat bentuk kecerdasan emosi seorang pemimpin, yang jika dia melatih dan menggunakan 4 domain utama kecerdasan emosi ini dia akan dapat menjadi pemimpin yang sukses.
Tantangan Kepemimpinan : Ciri Khas Kepemimpinan Yang di kagumi
Sementara itu pakar kepemimpinan terkenal didunia Kouzes dan Poustner dalam buku Leaderhsip Challenge mengadakan penelitian pada tahun 1987 dan 1995 pada 400 orang responden dari empat benua Amerika, Eropa, Asia dan Australia, tentang ciri-ciri pemimpin yang dikagumi oleh responden. Ternyata dari 20 ciri pemimpin yang diajukan, maka pada tahun 1987 penelitian tahap pertama dan 1995 penelitian tahap kedua, terdapat 4 ciri utama pemimpin yang dikagumi yaitu :
1. Jujur. Ciri pemimpin yang bersifat jujur ini diinginkan hampir 90 persen responden. Hal ini menunjukkan bahwa responden menginginkan prilaku pemimpin yang konsisten antara perkataan dan perbuatan, serta sesuai dengan nilai-nilai dan etika yang berlaku.
2. Memandang kedepan (Visioner). Sebanyak 75 persen responden menginginkan pemimpian yang visioner, dimana responden mengharapkan pemimpin mempunyai arah dan perhatian pada masa depan organisasi, yang ditunjukkan kepada kemampuan pemimpin untuk membuat perencanaan dan strategi untuk menghadapi masa depan dan perubahan
3. Memberikan Inspirasi. Pemimpin yang memberikan inspirasi yang diharapkan adalah pemimpin yang antusias, penuh semangat dan positif tentang masa depan. Pemimpin ini mampu mengilhamkan wawasan bersama dan meniupkan nafas kehidupan kedalam impian dan aspirasi peserta, sehingga pesertanya mau bergerak.
4. Cakap. Kecakapan pemimpin yaitu kemampuan pemimpin untuk menjalankan tugas-tugas yang dimilikinya. Pemimpin juga dituntut untuk memiliki kecakapan teknis terhadap pekerjaan yang dilakukan organisasinya, namun lebih dari itu pemimpin harus mengetahui operasional organisasi sebelum membuat perubahan dan keputusan yang mempengaruhi kondisi organisasi.
Substansi dan penggabungan dari keempat ciri pemimpin yang disukai diatas adalah ”kredibilitas”. Kejujuran, kemampuan memandang kedepan, memberikan isnpirasi dan kecakapan adalah sumber dari kredibilitas yang dimiliki oleh seorang pemimpin.
Berdasarkan hasil penelitian selanjutnya dari Kouzes dan Poustner perilaku anggota organisasi yang pemimpinnya memiliki kredibilitas menjadi lebih positif yaitu :
1. Bangga mengatakan pada orang lain mereka adalah bagian organisasi
2. Memiliki rasa semangat tim yang kuat
3. Memandang nilai-nilai pribadi mereka konsisten dengan nilai-nilai organisasi
4. Merasa berhubungan dan komitmen dengan organisasi
5. Punya rasa kepemilikan dalam organisasi
Sedangkan mereka yang memandang pemimpinnya tidak atau kurang memiliki kredibilitas akan cendrung memiliki sikap negatif sebagai berikut :
1. Berproduksi kalau hanya diawasi dengan cermat
2. Dimotivasi karena uang
3. Mengatakan hal yang baik tentang organisasi didepan umum, tapi mencelanya secara pribadi
4. Mempertimbangkan untuk mencari pekerjaan lain, kalau organisasi bermasalah
5. Merasa tidak diberi dukungan dan penghargaan.
Dengan ini kita menyimpulkan betapa sifat dan kepribadian seorang pemimpin yang merupakan sumber kredibilitas sangat mempengaruhi jalannya organisasi. Oleh karena itu sebuah organisasi yang ingin maju harus memiliki pemimpin dengna kredibilitas yang baik. Atau jika kita ingin menjadi seorang pemimpin yang kredibel maka kita harus melatih, merubah sikap atau memiliki sifat jujur, visioner, inspiratif dan cakap.
Hukum Kepemimpinan
Menurut John C Maxwell dalam 21 Hukum Kepempinan yang utama, seorang pemimpin harus memahami bahwa untuk menjadi pemimpin yang sukses dia harus mematuhi Hukum-hukum kepemimpinan. Itulah pemimpin sejati, yaitu pemimpin yang diangkat bukan karena posisi manajemen, kekayaan, pengetahuan atau keberanian untuk menjadi yang didepan. Kepemimpina sejati adalah kepemimpinan yang muncul dari berapa besar pengaruhnya terhadap orang lain. Untuk menjadi pemimpin tersebut dengan menjalankan 21 hukum kepemimpinan , yang diringkas sebagai berikut :
1. Hukum Katup. Hukum katup berisi kesimpulan bahwa kemampuan memimpin menetukan tingkat keefektifan seseorang
2. Hukum Pengaruh. Hukum ini mengatakan bahwa Ukuran sejati dari kepemimpinan adalah pengaruh tidak lebih tidak kurang
3. Hukum Proses mengatakan bahwa Kepemimpinan berkembang setiap hari, bukan dalam sati hari.
4. Hukum Navigasi mengatakan Siapapun dapat mengemudikan kapalnya. Namun hanya pemimpinlah yang dapat menetukan arahnya. Pemimpinlah yang menentukan arah organisasi
5. Hukum E.F. hutton mengatakan Jika pemimpin sejati berbicara orang akan mendengarkan, karena integritas dan konsistensi antara perkataan dan perbuatannya
6. Hukum Landasan yang mantap. Kepercayaan adalah landasan dari kepemimpinan. Artinya seorang pemimpin mampu membuat orang percaya kepadanya, serta mampu memberikan kepercayaan pada orang lain
7. Hukum Kehormatan, yaitu Orang dengan sendirinya mengikuti pemimpin-pemimpin yang lebih kuat daripada dirinya. Artinya seorang pemimpin harus memiliki kemampuan dan kekuatan, itulah yang membuat orang hormat kepadanya
8. Hukum Intuisi mengatakan bahwa Para pemimpin mengevaluasi segalanya dengan intuisi seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang hebat adalah pemimpin yang mampu menggunakan tidak sekedar rasio tapi juga intuisinya untuk mengambil kebijakan, yang biasanya sering benar.
9. Hukum Daya Tarik mengatakan bahwa Siapa diri anda sesungguhnya menentukan siapa yang akan tertarik kepada anda. Jika pemimpin menunjukkan kualitas dan kemampuan yang baik, hal ini menarik orang-orang yang berkualitas baik untuk mengikutinya
10. Hukum Hubungan yang baik. Yaitu Seorang pemimpin akan terlebih dahulu menyentuh hati baru minta tolong atau menyuruh anggotanya.
11. Hukum Lingkungan Sepergaulan. Potensi seorang pemimpin ditentukan oleh mereka yang paling dekat dengannya. Artinya dengan siapa pemimpin itu bergaul paling dekat, akan sangat berpengaruh terhadap kualitas kepempinannya. Olehk karena itu seorang pemimpin harus membentuk sebuah tim yang efektif
12. Hukum Pemberdayaan. Hanya pemimpin yang mapanlah yang memberikan kekuatan kepada orang lain. Artinya seorang pemimpin harus memiliki kemapanan pikiran, mental dan emosional maka ini akan member kekuatan pada orang yang dipimpinnnya
13. Hukum Reproduksi. Dibutuhkan seorang pemimpin untuk mengangkat seorang pemimpin. Seorang pemimpin sejati biasanya selalu memiliki seorang guru dan pembimbing yang sejati pula, maka dia akan belajar dari guru dan pembimbingnya tersebut untuk dapat menjadi pemimpin yang baik
14. Hukum Kepercayaan mengatakan bahwa Orang percaya dulu kepada sang pemimpin, baru visinya. Integritas keperibadian seorang pemimpin menentukan kepercayaan orang kepada apa yang diinginkan dan diarahkannya
15. Hukum Kemenangan. Para pemimpin sejati selalu berusaha mencari jalan agar timnya menang. Mereka akan berusaha giat dan sungguh-sungguh tidak hanya sekedar menjalankan yang ada tapi meraih kemenangan dan pencapaian puncak prestasi organisasi.
16. Hukum Momentum Besar. Momentum adalah sahabat terbaik seorang pemimpin. Artinya seorang pemimpin sejati adalah orang yang pandai memanfaatkan momentum untuk meraih kesuksesan organisasi bahkan lebih dari itu dia dapat menciptakan momentum untuk membesarkan diri dan organisasinya.
17. Hukum Prioritas . Para pemimpin memahami bahwa kegiatan belum tentu berarti prestasi. Artinya pemimpin sejati memahami organisasi tidak hanya sekedar berkegiatan, tapi harus mengetahui mana kegiatan yang paling penting dan signifikan untuk dilakukan demi pertumbuhan dan kemajuan organisasi.
18. Hukum Pengorbanan. Seorang pemimpin harus rela berkorban demi peningkatan. Artinya seoran pemimpin siap untuk berkorban, pulang paling akhir, tiba paling cepat, berkorban pikiran waktu dan tenaganya untuk keberhasilan organisasinya lebih dari rata-rata anggotanya.
19. Hukum Waktu yang tepat. Seoarang pemimpin harus mengetahui bahwa Kapan harus memimpin adalah sama pentingnya dengan apa yang harus diperbuat dan harus menuju kemana.
20. Hukum Pertumbuhan yang Eksplosif. Untuk menambah pertumbuhan, pimpinlah para pengikut untuk melipatgandakan, pimpinlah pemimpin-pemimpin. Artinya pemimpin mengajak orang yang dipimpinnya untuk meningkatkan kinerjanya, dan dia mampu memilih, memunculkan dan memimpin orang-orang yang berkualitas baik dalam timnya untuk meningkatkan pertumbuhan organisasinya.
21. Hukum Warisan Nilai langgeng seorang pemimpin diukur dari suksesinya. Artinya seorang pemimpin mampu mengkader dan menghasilkan pemimpin-pemimpin yang baru yang akan menggantikan dirinya yang tidak kalah lebih baiknya.
Menjadi Pemimpin Yang Efektif
Menurut mario Teguh untuk menjadi Pemimpin yang efektif adalah sebagai berikut :
1. Seorang pemimpin adalah seorang penjual harapan, melalui kejelasan visi dan kekuatan misi.
2. Pastikanlah bahwa tindakan kita berorientasi kepada kepentingan bagi kebaikan yang kita pimpin.
3. Bagi seorang pemimpin – menjadi yang dipercaya adalah hadiah yang lebih baik dari apapun.
4. Siapapun akan mencapai kepantasan sebagai seorang pemimpin, bila ia membiasakan dirinya untuk meninggikan orang lain, tanpa merendahkan dirinya sendiri.
5. Membuat Orang lain merasa lebih percaya diri dalam kepemimpinan Anda, maka Anda adalah seorang pemimpin yang berwibawa.
6. Semua pemimpin yang berhasil membangun kebesaran organisasinya, selalu adalah pemimpin yang dekat dengan mereka yang dipimpinnya.
7. Kembangkanlah praktik-praktik kepemimpinan dan proses operasi yang membangun keceriaan dan keleluasaan untuk mencapai hasil lebih.
8. Menjadikan dirinya sendiri sebagai contoh utama dalam menerima cara-cara yang lebih baik, yang diungkapkan oleh orang yang dipimpinnya
9. Pemimpin memulai perbaikan dari dirinya sendiri.
Menjadi Pemimpin Yang “Bintang”
Sedangkan untuk menjadi pemimpin yang cemerlang dan memiliki kualitas sebagai seorang bintang maka dia harus melakukan hal sebagai berikut :
1. Kualitas seorang bintang ditentukan sinar kecemerlangannya pribadinya
2. Kualitas seorang bintang ditentukan oleh daya tariknya atau keuntungan apa yang diberikannya pada orang lain
3. Kualitas seorang bintang ditentukan oleh dampaknya dan kontribusinya terhadap hasil organisasi. Hasil adalah politik terbaik
4. Kualitas seorang bintang ditentukan oleh hormatnya, yaitu memiliki kepribadian yang mulia, menghormati orang lain dan memiliki nilai moralitas yang tinggi
Maka Untuk menjadi seorang pemimpin yang cemerlang dia harus menjadi yang pertama tiga hal pertama. Dan menjadi yang terakhir untuk dua hal terakhir yaitu ;
1. Jadilah yang pertama untuk mendukung ide orang lain
2. Jadilah yang pertama untuk membantu
3. Jadilah yang pertama untuk menghasilkan
Kemudian menjadi yang terakhir untuk 2 hal terakhir yaitu :
1. Jadilah yang teakhir untuk meragukan
2. Jadilahh yang terakhir untuk menyerah.
Menjadi Pemimpin Yang berpengaruh
Kemampuan utama seorang pemimpin adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Untuk menjadi seorang pemimpin yang mampu mempengaruhi orang lain, Dale Carnegie mengatakan dalam Bukunya How to Influence People adalah dengan memiliki kemampuan teknik-teknik dasar dalam menangani manusia yaitu :
1. Jangan mengkritik, mencerca atau mengeluh
2. Berikan penghargaan yang jujur dan tulus
3. Bangkitkan minat pada diri orang lain
Seorang pemimpin yang berpengaruh harus mampu membuat orang lain menyukai dan sedang berinterkasi dengannya. Berikut ini adalah 6 cara membuat orang lain menyukai kita :
1. Jadilah sungguh-sungguh berminat terhadap orang lain
2. Tersenyumlah
3. Ingatlah nama seseorang adalah hal paling mengesankan dan paling penting bagi orang itu dalam bahasa apapun
4. Jadilah pendengar yang baik. Dorong orang lain untuk berbicara tentang diri mereka
5. Bicarakan minat-minat orang lain
6. Buat orang lain merasa penting-dan lakukan dengan tulus.
Kemampuan berikutnya yang harus dimiliki seorang pemimpin yang berpengaruh adalah kemampuan membuat orang lain mengikuti cara berpikirnya. Ada beberapa prinsip untuk mewujudkan hal tersebut :
1. Menghindari perdebatan dengan orang lain
2. Perlihatkan respek pada orang lain, jangan berkata “anda salah”!
3. Kalau anda salah, akuilah dengan cepat dan simpatik
4. Mulailah dengan cara yang ramah
5. Usahakan orang mengucapkan ya, ya dengan segera. Dengan cara menyampaikan hal-hal dan kta-kata yang disukainya
6. Biarkan orang lain lebih banyak berbicara
7. Biarkan orang lain merasa bahwa itu adalah idenya
8. Cobalah dengan sungguh-sungguh melihat segala sesuatu dari sudut pandang orang lain
9. Berempatilah dengan ide dan hasrat orang lain
10. Imbaulah motif-motif yang lebih mulia. Ungkapkanlah kalimat-kalimat positif yang memuliakan orang lain
11. Dramatisir ide-ide anda. Jadikan ide anda sesuat u yang dramatis dan menyentuh perasaan orang yang anda pimpin
12. Lemparkan tantangan atau timbulkan hasrat berkompetisi untuk berprestasi lebih baik kepada orang yang anda pimpin, lalu beri penghargaan pada mereka sesuai prestasi
Seorang pemimpin yang berpengaruh adalah orang yang mampu mengubah orang yang dipimpinnya menjadi lebih baik baik. Seorang pemimpin menyadari orang yang dipimpinnya pasti memiliki kelemahan. Kalau dia tidak mampu merubah mereka, maka perjalanan organisasi bisa terganggu. Oleh karena itu seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk merubah orang lain. Berikut ini adalah teknik mengubah orang lain tanpa membuat mereka tersinggung, marah atau digurui.
1. Kalau anda ingin mengoreksi kesalahannya, mulailah dengan pujian dan penghargaan yang jujur.
2. Beritahu kesalahan orang lain dengan cara tidak langsung
3. Bicarakan kesalahan anda dulu sebelum mengkritik orang lain
4. Ajukan pertanyaan sebagai ganti member perintah langsung
5. Biarkan orang lain menyelamatkan muka
6. Pujilah peningkatan sekecil apapun. Tuluslah dalam penerimaan anda dan murah hati dalam penghargaan anda
7. Beri orang lain reputasi yang baik untuk mereka penuhi
8. Gunakan dorongan, buatlah kesalahan tampak mudah diperbaiki
9. Buat orang lain merasa senang mengerjakan hal yang anda sarankan
Inilah seni dan cara untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif dan berpengaruh. Semoga kita dapat menjadi pemimpin yang sejati sehingga dapat meraih kesukesan dunia dan akhirat.

Tidak ada komentar:

CONSISTENT TO SUCCESS

CONSISTENT TO SUCCESS