Oleh Boy Hadi Kurniawan
Para ilmuwan dan para ahli hari ini
menyadari bahwa Kecerdasan spiritual sangat menentukan terhadap kesuksesan
seseorang dalam menjalani hidup di dunia dan akhirat. Mereka meyakini dan
membuktikan bahwa orang yang memiliki kecerdasan spiritual akan meraih
kesuksesan dan kebahagiaan sejati. Kenapa?karena kecerdasan spiritual akan
menumbuhkan karakter positif dalam diri mereka. Dimana karakter tersebut
merupakan syarat mutlak untuk meraih kesuksesan dunia dan akhirat.
Dalam diri manusia ada Titik Tuhan
(God Spot), titik Tuhan itu yang menyuarakan suara hati nurani manusia, yang
melandaskannya pada nilai-nilai moral dan kebenaran. Dalam Al Qur’an sebagaimana
diatas, Allah swt mengatakan bahwa Dia telah meniupkan ruh (ciptaan)-Nya kepada
manusia, sehingga dalam diri manusia ada sifat-sifat mulia yang bersumber dari
Tuhan. Itulah fitrah manusia. Sehingga orang yang memiliki kecerdasan spiritual
adalah orang yang jujur, bertanggung jawab, bijaksana, berani, mau menolong
orang tanpa pamrih, dan tidak semata berorientasi pada materi. Orang yang
memiliki kecerdasan spiritual akan menjadi pribadi yang seimbang, tenang,
memberi kedamaian dan terhindar dari stress, depresi dan kehampaan diri, karena
mereka sudah berhasil memaknai kehidupan, dan mereka tahu tujuan hidupnya ,
dari mana dan mau kemana.
Keyakinan seseorang kepada Allah
swt, Sang MAha Pencipta alam semesta membuat orang tersebut akan merasa aman
dan tenang ketika dia bersandar dan meminta pertolongan kepada-Nya. Sebagai
hamba Allah, keyakinan kita akan Eksistensi Allah dan Sifat-sifat-Nya, Yang
Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pengampun, Yang Maha Pemberi Rezki, yang
berjumlah 99 sifat yang (Asmaul Husna) membuat kita merasa terlindungi, merasa
yakin, bahwa Allah Swt pasti akan menolong hamba-NYa yang mau beribadah, dan
meminta kepada-Nya.
Jika dikaitkan dengan pekerjaan,
maka orang yang memiliki kecerdasan spiritual dan karakter spiritual akan
menjadi pribadi yang bekerja dengan keikhlasan, tanggung jawab, amanah,
kejujuran, kesabaran dan sebagainya, sehingga dapat disimpulkan jika kita ingin
membangun etos kerja sukses, maka pondasi karakternya bersumber dari kecerdasan
spiritual.
Apa saja karakter yang dimiliki oleh orang yang memiliki
kekuatan dan kecerdasan spiritual. Karakter dan sikap itulah yang mengantarkan
mereka pada kebahagiaan dan kesuksesan dunia dan akhirat, antara lain :
Pertama, keikhlasan. Seorang yang spiritualis dan beriman
kepada Allah, mereka akan menjadi pribadi yang ikhlas, yaitu pribadi yang
melakukan amal kebaikan, tanpa mengharapkan balasan jasa dan imbalan materi,
ataupun berupa pujian dari orang lain. Mereka akan beramal dengan niat untuk
menjalankan perintah Allah berbuat kebaikan demi Allah, untuk mendapatkan
balasan dari Allah semata. Sehingga ketika mereka membantu orang lain, ketika
bekerja mereka tidak hanya semata-mata berorientasi pada materi. Mereka bekerja
dengan keyakinan juga mendapatkan pahala untuk tabungan mereka hidup di akhirat
kelak. Apa akibatnya kalau seseorang ikhlas dalam bekerja dan beramal? Tentu
sangat berpengaruh terhadap kinerjanya. Kinerjanya akan menjadi positif. Secara
tidak langsung dia akan disenangi oleh orang lain. Misalnya seorang guru yang
ikhlas dalam mengajar, maka dia tidak hanya mengajar dengan mengharapkan
imbalan gaji saja. Tapi dia akan mengajar dengan tulus, memberikan ilmu ang
dimilikinya dengan baik, bahkan dia member lebih dari yang diminta kepadanya.
Kedua, keimanan atau keyakinan.
Seseorang yang spiritualism maka dia akan menjadi pribadi yang memiliki
keyakinan yang tinggi. Pertama sekali tentu keyakinan kepada Allah, Yang
Melihat, Mendengar dan Maha Pengasih kepada hamba-NYa. Kemudian keyakinan bahwa
setiap perbuatan baik ataupun buruk pasti akan mendapatkan balasan. Perbuatan
baik akan mendapatkan balasan sorga yang penuh dengan kenikmatan yang sifatnya
abadi dan hakiki. Sedangkan keburukan akan mendapatkan balasan neraka, yang
merupakan kesengsaraan dan pembalasan yang menakutkan. Oleh karena itu seorang
pribadi yang memiliki keimanan, dia akan menjadi orang baik dan benar, apakah
perkataannya, perbuatannya maupun isi hatinya. Tidak hanya manis dimulut tapi
juga manis dihati dan perbuatan sehari-hari. Jika pemimpin maupun kita semua
memiliki keimanan dan keyakinan ini dalam bekerja maka, akan melahirkan pribadi
yang jujur, konsisten, tentu saja berbagai persoalan pribadi, rumah tangga
bangsa dan Negara dapat diselesaikan dengan baik. Disamping itu ketika seorang
pribadi yang spiritualis yakin bahwa Allah itu Maha Kaya dan Maha Pemberi
Rezki, maka dia akan menjadi jiwa yang tenang, optimis dan tidak akan takut
miskin. Sehingga tidak akan muncul pribadi yang stress, putus asa, dan
menghalalkan segala cara dalam mencari rezki dan kesejahteraan hidup. Tentu
saja dibarengi oleh usaha dan doa serta kebaikan, maka seorang spritualis yakin
bahwa inilah jalan menuju kesuksesan yang sejati.
Ketiga, rasa syukur. Seorang pribadi
yang spiritualis akan memiliki sifat bersyukur dan berterima kasih atas nikmat
yang diterimanya. Sifat ini akan melahirkan ketenangan dan kebahagiaan dalam
hatinya. Ketika seseorang selalu merasa kurang dalam dirinya, apa yang dia
miliki tidak dia syukuri. Akan menyebabkan hatinya tidak merasa puas dan jiwanya
pun akan selalu gelisah. Namun jika seseorang selalu bersyukur dan merasa puas
maka dia akan merasakan kebahagiaan. Arvan Pradiansyah dalam bukunya yang
berjudul The Law of Happiness, mengatakan bahwa salah satu cara untuk meraih
kebahagiaan yaitu dengan bersyukur terhadap apa yang kita miliki, diri kita,
dan keluarga kita. Kemudian dalam buku best seller internasional, The Secret
yang dikarang oleh Rhonda Byrne, mengatakan bahwa Rahasia Kekayaan dan
Kebahagiaan adalah rasa syukur. Kesyukuran atas harta yang kita miliki akan
mengundang munculnya harta yang baru dan kebahagiaan dalam hati.
Keempat. Kesabaran. Dalam ayat al
qur’an di katakan bahwa Allah bersama orang-orang yang sabar. Artinya kesabaran
itu akan membuat seorang manusia dekat dengan Allah dan tentu saja mengundang
pertolongan dan perlindungan Allah dari kesulitan dan persoalan hidup.
Kesabaran ini sangat diperlukan dalam kehidupan ini. Tanpa kesabaran manusia
tidak akan pernah meraih kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup. Hidup ini
seringkali diisi dengan ujian, konflik, persoalan, kesulitan, musibah dan
bencana. Ujian dan kesulitan itu bisa saja berasal dari Allah untuk menguji
sejauh mana kesiapan jiwa kita.
Namun Allah menguji manusia sesuai dengan kesanggupannya.
Maka ketika seseorang bersabar menghadapi ujian dan persoalan itu, Allah akan
mencintai dan bersama dengan orang tersebut. Dalam usaha mewujudkan impian dan
cita-cita hidup kita pun diperlukan kesabaran. Kesabaran dalam menghadapi rasa
sakit, kesulitan, kegagalan, penolakan orang, lain, ejekan, cemoohan atapun
ungkapan pesimisme yang diungkapkan orang lain kepada kita. Kalau tidak ada
kesabaran maka manusia tidak akan bisa mencapai impiannya dan meraih
kesuksesan.
Kesabaran pun sangat penting dalam menjalin hubungan dengan
sesame manusia dan keluarga, dengan istri/suami, dengan anak-anak, orang tua
maupun karib kerabat. Kesabaran akan membuat seseorang menjadi pribadi yang
dicintai orang lain, karena sabar akan melahirkan sikap toleransi dan memaafkan
kesalahan orang lain, serta terhindar dari marah dan emosi kepada orang lain.
Seorang guru atau dosen yang sabar akan dicintai oleh muridnya, karena tidak
pemarah dan suka menghkum muridnya.
Kelima,
kejujuran. Dalam sebuah riset yang dilakukan oleh Kouzes dan Postner, untuk
mencari kriteria dan sifat kepemimpinan yang disukai, mereka melakukan survey
selama 10 tahun. Pada penelitian itu responden menjawab kriteria pemimpin yang
paling disukai adalah pemimpin yang jujur. Sebanyak 87 % responden memilih
kejujuran sebagai sifat utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Sifat
seorang pemimpin sejati yaitu Rasulullah saw, yang paling menonjol ada 4 :
pertama, shiddiq atau kejujuran. Kedua, amanah. Ketiga, fathanah yaitu cerdas.
Keempat, tabligh yaitu menyampaikan kebenaran. Hari ini terjadinya berbagai
krisis yang melanda bangsa kita seperti krisis ekonomi, korupsi, krisis moral
dan krisis kepemimpinan, maka muaranya adalah krisis kejujuran. Oleh karena itu
kalau kita ingin menjadi pribadi yang sukses dunia dan akhirat, sifat yang harus
kita miliki dalam diri adalah kejujuran.
Keenam,
kecintaan. Cinta adalah kekuatan motivasi terbesar yang dimiliki oleh
manusia. Jika manusia memiliki cinta terhadap sesuatu, maka energy cinta itu
akan mendorongnya dengan sangat kuat untuk berkorban, memberi dan merindukan
yang dia cintai. Dalam al qur’an dikatakan bahwa orang-orang yang beriman itu
adalah orang yang amat sangat cintanya kepada Allah. Oleh karena itu cinta yang
tertinggi dimiliki oleh seorang pribadi yang spiritualis adalah cinta kepada
Tuhan yaitu kepada Allah. Selain itu
seorang pribadi yang cerdas secara spiritual maka dalam hatinya ada rasa cinta
pada sesama. Ketika dia memiliki rasa cinta kepada Allah, maka dia akan menjadi
pribadi yang taat beribadah dan menyembah Allah, serta patuh terhadap perintah
maupun larangan-Nya. Sedangkan rasa cinta kepada manusia yang dimiliki pribadi
spiritualis menyebabkan dia memiliki kepedulian, kasih saying dan kemauan untuk
berkorban demi kebaikan orang lain. Sementara disisi lain kita lihat justru
banyak orang yang mau mengorbankan orang lain untuk kepentingan dirinya,
sehingga timbullah berbagai macam kejahatan dan tindakan criminal.
Ketujuh,
ihsan atau kebaikan. Seorang pribadi yang memiliki kecerdasan spiritual,
memiliki sikap ihsan dalam dirinya. Sikap ihsan yaitu sikap yang seakan-akan
dia melihat Allah dalam setiap tindakannya. Sebagaimana kata Nabi saw apa yang
dimaksud dengan sikap ihsan. Nabi berkata ihsan yaitu ketika kamu beribadah
seakan-akan kamu melihat Allah, dan yakin bahwa Allah juga melihat apa yang
engkau lakukan. Artinya seorang yang ihsan selalu merasakan kesertaan dan
kehadiran Allah dalam setiap tindakannya, sehingga dia akan menjadi pribadi
yang terkontrol, dan tidak mau melakukan perbuatan negative walaupun orang lain
tidak melihat apa yang dikerjakannya. Sedangkan dalam pengertian lain, sikap
ihsan itu adalah sikap yang ketika melakukan sesuatu dia melakukannya dengan
sebaik mungkin (professional). Artinya dalam bekerja dia akan bekerja dengan
kemampuan terbaik dan potensi maksimal yang dimilikinya, sehingga hasil
kerjanya adalah hasil kerja yang terbaik.
Kedelapan,
tawakal atau berserah diri. Seorang pribadi yang memiliki kecerdasan
spiritual, memiliki sikap tawakal dalam dirinya. Sikap tawakal adalah sikap
pasrah dan berserah diri kepada Allah setelah melakukan usaha dan doa. Sikap
tawakal ini terkait dengan hasil yang akan terjadi setelah semua usaha dan doa
dilakukan, apakah taawakal terhadap rezki, tawakal terhadap jodoh, dan tawakal
terhadap musibah. Sikap ini sangat penting untuk memberikan ketenangan dan
optimisme pada jiwa manusia. Orang yang tawakal disamping pasrah, dan
menyerahkan hasilnya pada Allah dia juga tetap bersikap optimis bahwa Allah
akan membantunya dan menolongnya. Allah berfirman dalam Al Qur’an “Sesudah
berazzam (bertekad), maka bertawakkalah kepada Allah”. Tanpa adanya sikap tawakal ini, manusia akan
selalu diliputi kekhawatiran, ketakutan dan kecemasan, yang akan dapat memicu
depresi, stress, bahkan penyakit seperti penyakit jantung. Misalnya kalau kita
tidak tawwakal terhadap rizki, maka kita akan selalu khawatir terhadap rizki
kita. Ketika kita tidak tawakal terhadap musibah seperti gempa misalnya, maka
kita akan selalu khawatir menjadi korban gempa, sehingga kita tidak tenang
tidur, tidak nyaman dirumah dan selalu dirundung ketakutan. Maka kita harus
bertawakal kepada Allah, karena Allah sudah memiliki takdir terhadap nasib kita
sesudah kita berusaha dan berdoa.
Kesembilan,
istiqamah atau konsisten. Sikap istiqamah ini sangat penting dimiliki
seorang pribadi spiritualis, karena sikap inilah yang akan membuatnya tetap
teguh dan konsisten dalam menjalankan perintah dan larangan-Nya. Setiap
tindakan baik akan memiliki tantangan dari dalam maupun dari luar diri dalam
melakukannya. Sulit untuk memulai kebaikan, namun lebih sulit untuk
mempertahankannya. Kemampuan untuk tetap bertahan dengan sikap baik inilah yang
disebut istiqamah. Ketika seorang manusia tidak memiliki sikap istiqamah ini,
maka dia akan mudah terombang-ambing dan mudah terpengaruh serta tergoda untuk
melakukan kesalahan. Sebagai contoh, ketika sekarang kita sudah menyadari
tentang pentingnya kejujuran, maka tanpa sikap istiqamah, besoknya sangat
mungkin kita melakukan kebohongan. Ketika hari ini kita menyadari pentingnya
beribadah kepada Allah, maka tanpa sikap istiqamah, besoknya kita kembali malas
dalam beribadah. Oleh karena itu sikap istiqamah ini yang akan membuat manusia
tetap berjalan pada jalan yang benar dan tujuan yang benar.
Kesepuluh,
taubat atau perbaikan diri. Seorang pribadi spiritualis memiliki sikap suka
bertaubat dan memperbaiki diri. Setiap manusia pasti memiliki kesalahan yang
kemudian menyebabkan manusia itu terpuruk dalam kegagalan atau kemaksiatan.
Tanpa adanya sikap taubat atau penyesalan akan kesalahan dan dibarengi
keinginan untuk memperbaiki diri, maka manusia akan tenggelam dan tetap
mengulang perbuatan yang sama. Manusia memiliki sikap khilaf, lupa dan lalai,
sedangkan Tuhan Maha Pengampun dan Pengasih pada hamba-Nya.Oleh karena itu
manusia memiliki kesempatan untuk memperbaiki dirinya, agar mendapatkan ampunan
Allah, dan melepaskan diri dari pernbuatan negative.
Apa saja pemahaman dan ilmu yang
harus dimiliki dalam membangun kecerdasan spiritual. Pertama, ilmu mengenal Allah (makrifatullah). Dengan memiliki ilmu
ini kita akan mengetahui keberadaan Allah dari tanda-tanda kekuasaan-Nya yang
ada dialam semesta ini, ataupun yang ada pada diri kita. Kedua, ilmu mengenal
Rasulullah sebagai pemimpin dan teladan. Ketiga, ilmu mengenal diri sendiri,
terkait asal-usul penciptaan manusia, tujuan hidup, sifat-sifat manusia,
kelemahan dan kekurangan manusia. Keempat, ilmu mengenal islam, mulai dari
rukun iman, rukun islam, akidah, ibadah, akhlak, syariah, muamalah, dakwah dan
jihad. Kelima, ilmu membersihkan hati dan jiwa disebut tazkiyatunnafs atau
manajemen qalbu. Keenam, ilmu membangun kecerdasan emosional dalam islam
disebut (ukhuwah islamiyah).
Demikianlah semoga kita dapat
menjadi pribadi yang cerdas spiritual, dan memiliki karakter spiritual seperti
diatas, sehingga kita memiliki etos kerja yang mengantarkan kita meraih
kesuksesan dan kebahagian sejati dunia dan akhirat. Semoga sukses!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar