Total Tayangan Halaman

Minggu, 22 Maret 2009

BERANI GAGAL

BERANI GAGAL
Oleh Boy Hadi Kurniawan

Setiap kita mungkin pernah merasakan pahitnya kegagalan. Memang kegagalan itu tidak enak, bisa membuat kita frustasi, putus asa, patah semangat, kecewa, dan seakan-akan saat itu kita adalah orang yang paling menderita. Padahal pada hakikatnya, kehidupan ini tidak bisa dilepaskan antara kegagalan melakukan sesuatu dan keberhasilan melakukan sesuatu. Sebagai manusia kegagalan itu merupakan fitrah. Tidak mungkin seumur hidupnya manusia akan selalu berhasil. Keunggulan manusia adalah dia seharusnya bisa belajar dari kegagalan yang dialaminya.
Kebanyakan manusia hanya bisa mengecam orang yang gagal. Atau hanya bisa mengasihaninya sambil mengatakan ‘kenapa kamu lakukan itu, kan dulu sudah saya nasehati”, serta berbagai ungkapan lainnya. Seakan-akan kegagalan itu adalah sesuatu yang amat buruk. Padahal kalau kita bercermin dari orang-orang yang kita katakan sukses, ternyata mereka berkali-kali mengalami kegagalan, berkali-kali terjatuh, tapi mereka selalu bangkit dan menjadi lebih kuat lagi dari sebelumnya. Sebagai contoh Abraham Lincoln yang pernah menjadi Presiden Amerika. Dia baru berhasil menjadi presiden pada usia 48 tahun. Sebelumnya berkali-kali dia mengalami kegagalan, mulai dari gagal menjadi anggota senat, gagal dalam menjadi presiden sampai 2 kali mengikuti pemilu. Baru pada pemilihan yang ketiga dia berhasil.

Apalagi kalau kita belajar dari manusia paling sukses dalam sejarah yaitu Rasulullah Nabi Muhammad Saw, beliau berkali-kali mengalami kegagalan ketika mengajak kaumnya untuk memeluk agama islam yang beliau bawa. Akan tetapi belia tidak pernah menyerah, walaupun dikatakan gila, dikucilkan, disiksa, dan berbagai macam halangan lainnya. Karena keyakinan dan kesabarannya yang luar biasa, akhirnya satu-persatu orang yang menghina beliau mau mengikuti agama islam yang beliau bawa, sampai seluruh jazirah arab menjadi beragama islam, yang mulanya adalah penyembah berhala selama ratusan tahun. Sedangkan beliau berdakwah hanya 22 tahun saja.
Banyak orang yang tidak siap menerima kegagalan orang lain. Seorang boss, yang melihat anak buahnya gagal, langsung saja memecat, tanpa dia melihat sudah sejauh mana anak buahnya ini berusaha, sejauh mana risiko yang akan ditempuhnya. Seharusnya seorang pimpinan bisa membedakan apakah kegagalan itu adalah karena kelalaian atau karena dia memang belum berhasil. Ada sebuah kisah seorang pemimpin yang bijak disebuah perusahaan, ketika dia mengetahui ada seorang bawahannya yang gagal melaksanakan tugas, sehingga menyebabkan kerugian yang cukup besar diperusahaan yang dipimpinnya, justru tidak memecat bawahannya secara langsung, karena dia tahu bawahannya ini sudah berusaha, dan dia member kesempatan untuk memperbaiki diri, dia memanggil bawahannya yang ketakutan itu, dan mengatakan bahwa perusahaan ini telah berinvestasi mendidik anda dengan biaya sebesar kerugian yang terjadi karena kegagalan anda.
Setiap orang yang takut gagal, maka tidak akan pernah berhasil dan sukses. Karena ketika kita takut, ketakutan itu akan menghilangi kita untuk melakukan apa yang seharusnya kita lakukan untuk mencapai impian kita. Akibatnya kalau kita tidak melakukan yang seharusnya kita lakukan maka kita tidak akan pernah berhasil. Mari kita lihat, kalau seandainya Thomas Alva Edison takut gagal membuat lampu, yang sepertinya saat itu mustahil, maka dia tidak akan pernah menemukan lampu itu. Kalau wright bersaudara yang menjadi penemu pesawat, takut gagal, maka dia tidak akan pernah mencoba untuk membuat pesawat. Kalau kita takut gagal maka ide-ide yang cerdas sekalipun tidak aka nada gunanya. Karena ide tersebut akan terlihat kehebatannya kalau sudah dilaksanakan dan menjadi kenyataan.
Lalu bagaimana caranya menyikapi kegagalan. Seharusnya ketika kita gagal kita bersikap, pertama, jangan berlarut-larut menyesalinya. Anggaplah hal itu biasa dalam hidup. Kedua, kajilah apa penyebabnya, kemudian bertekadlah dalam hati untuk melakukan perbaikan dan tidak mengulangi lagi penyebab kegagalan tersebut. Mungkin disebabkan oleh kelalaian, sehingga perbaikannya kita akan bersikap sungguh-sungguh dalam bekerja. Atau disebabkan oleh kurangnya ilmu dalam melakukan sesuatu, sehingga perbaikannya kita harus lebih benyak belajar dan menguasai bidang yang ingin kita geluti. Atau mungkin saja disebabkan karena kita sendiri tidak yakin, tidak sungguh-sungguh, kurang jujur, yang memang penyebab utama, kegagalan kita adalah diri kita sendiri. Karena kalau kita menyalahkan lingkungan, kita tidak akan bisa mengubahnya. Karena lingkungan diluar kendali kita, yang bisa kita rubah adalah diri kita sendiri. Seperti sebuah filosofi yang mengatakan, anda tidak bisa mengubah arah angin yang bisa anda ubah adalah arah sayap anda.
Oleh karena itu beranilah bertindak, beranilah untuk gagal, karena kadangkalau kegagalan itu baik, dia dapat mengajarkan pada kita dimana letak kekurangan dan kesalahan kita. Kegagalan juga dapat membuat kita lebih kuat menghadapi kegagalan yang sama, karena kita pernah mengalami sebelumnya, sehingga kita tidak akan mudah untuk patah. Ibarat sebuah pisau semakin diasah dia akan semakin tajam. Atau seperti mutiara, karena disakiti bagian dalamnya maka dia mengeluarkan enzyim pertahanan untuk melindungi diri, enzim itulah yang akhirnya mengeras menjadi mutiara. Jadi kalau anda ingin berhasil janganlah takut gagal. Beranilah untuk gagal!

Tidak ada komentar:

CONSISTENT TO SUCCESS

CONSISTENT TO SUCCESS